SLEMAN –Jumlah korban tewas akibat miras oplosan terus bertambah. Polres Sleman mencatat sebanyak 26 orang mati sia-sia akibat miras oplosan, hingga Senin (8/2/2016). Para korban terdiri dari 22 orang tewas akibat menenggak oplosan Sasongko warga Caturtunggal, Depok dan enam korban mengonsumsi miras yang dijual Murtini warga Margoluwih, Seyegan.Untuk memperdalam data penyidikan, Polres Sleman, melalui Tim Inafis Satreskrim melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah pasangan Sasongko dan Sori Badriyah di Blok 3 RT09/RW03 Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Minggu (7/2). Sekaligus di rumah penjual miras Murtini dan Priyanto di Dusun Klaci, Margoluwih, Seyegan.
TKP di rumah Sasongko, Polisi kembali menemukan barang bukti baru berupa satu galon yang disegel dengan lakban berisi air dan buah salak yang sudah dikupas dan diambil bijinya. Dugaannyaair tersebut merupakan proses pembuatan fermentasi sari salak sebagai campuran miras. Barang ini ditemukan petugas di belakang kulkas berhimpitan dengan tembok dalam sebuah ruangan 3 x 2 meter. Masih di ruang yang sama, petugas menemukan beberapa butir tawas seukuran jempol kaki. Tawas ini diduga sebagai bahan untuk menjernihkan miras sebelum dijual.Selain itu, petugas menemukan sari salak yang dugaannya dibeli dari toko dalam sebuah botol persegi warna putih. Bahan itu ditemukan di dekat sumur yang diduga sebagai tempat mengoplos miras. Tak jauh dari temuansari salak, petugas menemukan obat serangga cair. Polisi mengamankan benda itu sebagai barang bukti tambahan untuk melihat kemungkinan adanya zat beracun yang turut masuk dalam adonan miras.“Kemarin [Minggu 7/2] itu olah TKP kedua, kami memang fokus mencari barang yang diduga mengandung zat-zat beracun,” ungkap Kasat Reskrim Polres Sleman Senin (8/2/2016).Menurut Sepuh, bisa saja racikan miras tercampur racun serangga tersebut baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Karena benda itu ditemukan didekat lokasi peracikan. Tetapi, itu belum menjadi kesimpulan karena masih harus didukung hasil laboratorium. Proses peracikan yang dilakukan di dekat sumur, juga turut mengindikasikan menggunakan air mineral yang tidak higienis alias air sumur. “Kami amankan juga press botoluntuk air mineral, ada tembakau juga, lalu bubuk putih dan coklat yang kami masih identifikasi jenisnya,” ujar nya.
Kapolres Sleman AKBP Yulianto menambahkan, jumlah korban menjadi 26 orang hingga Senin (8/2) dari sebelumnya 25 orang pada Minggu (7/2). Dari 26 korban tewas, sebanyak 22 diantaranya mengonsumsi miras hasil racikan Sasongko dan enam korban meminum miras yang dijual Murtini warga Margoluwih, Seyegan. Dari 26 korban tewas, 15 diantaranya merupakan mahasiswa luar Jawa, lima warga Kota Jogja, satu warga Bantul dan lima warga Sleman. Para korban yang masih dirawat terdiri atas di RSUPSardjito sebanyak empat orang, di RS Hidayatullah tiga orang dan RS Bethesda 15 orang. Untuk korban didominasi mahasiswa yang mengonsumsi secara berkelompok. “Kami juga lakukan olah TKP di Seyegan mengamankan sisa miras yang belum dijual,” tambah nya.
Jogja - Korban Oplosan terus meningkat
Related Post
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar