Kisah ini berawal dari 6 tahun yang lalu, ketika itu usiaku masih berumur 20 tahun. Oke, sebut saja Rendi, seorang lelaki yang baru 2 tahun lulus sekolah di salah satu sekolah menengah kejuruan. Layaknya seorang yang masih berumur segitu, aku juga belum memiliki pekerjaan yang bisa di bilang mapan. Waktu itu, tepatnya di pertengahan tahun 2010, Aku bekerja di sebuah conter hp, karena gaji yang kuterima kurasa belum cukup, aku juga berjualan pulsa diluar jam kerja. Pelayanan yang luar biasa, teman-teman yang selalu beli biasanya minta dikirimi pulsa dulu baru dibayar tiap hari rabu atau sabtu.
Ada seorang pelanggan yang dulu juga satu sekolahan dengan ku, sebut saja Ratna. Setiap waktu pembayaran aku selalu datang ke rumah Ratna untuk mengambil uang. Entah disengaja atau tidak beberapa waktu kemudian Ratna memutuskan untuk kulakan pulsa di tempatku bekerja. Tiap 3 hari sekali Ratna datang ke conter dimana aku bekerja untuk membeli saldo pulsa.
"Kerja dimana sekarang?" Tanya ku.
"Kerja di pabrik" Jawab Ratna.
Yah begitu setiap kali Ratna datang ke conter kami menyempatkan untuk saling berbincang. Dan tanpa disangka timbul perasaan yang berbeda di hati ku. Pada suatu malam seperti biasa kami saling smsan. Aku memberanikan diri untuk bertanya pada Ratna.
"Jika suatu saat nanti ada seorang cowok yang ingin menikah denganmu,kamu akan jawab apa?" tanyaku malam itu.
"Ya.........tergantung, bisa mau, bisa tidak." jawab Ratna melalui pesan singkat.
"Kalau aku orangnya gimana?" Tanya ku lagi (dengan hati berdebar).
"Jangan bercanda kaya gitu mas" jawab Ratna.
"Kalau aku serius gimana?" Tanya ku sekali lagi dengan segenap kemantapan di hati.
"Mau mas, jika memang nanti kita berjodoh insya Allah kita pasti menikah" jawab Ratna malam itu.
Tehpnyata Ratna juga penyimpan perasaan yang sama. Alangkah indahnya malam itu, dua ingsan yang saling mencintai akhirnya mampu mengungkapkan perasaan masing-masing, Layaknya orang yang sedang pacaran, mereka lebih sering bertemu.
Satu minggu berlalu, seperti biasa aku jaga conter, dan sepertinya hari sudah mulai malam. Waktu sudah menunjukan pukul 20:00 WIB, dering ponsel terdengar dari dalam etalase, ku ambil dan kulihat, ternyata telfon dari Ratna. Takku dengar ucapan apapun, hanya suara tangis Ratna yang begitu menusuk hatiku, jantungku berdebar kuat seakan akan terjadi sesuatu hal buruk padaku. Kucoba untuk bertanya kenapa dia menangis.
"Mas,kita temenan saja yha" hanya itu yang ia ucapkan sambil terus menangis
"Kenapa?" Tanyaku dengan sedikit syok.
Namun Ratna tetap tidak mau memberi alasan dan hanya terus menangis.
"Kalau itu permintaan kamu,aku tidak memaksa,tapi aku ingin bertanya,jika suatu saat nanti kita memang berjodoh kamu mau kan menikah denganku?"tanyaku dengan tegas.
"Insya Allah mas," dengan terus menangis. " Aku janji akan menunggu waktu itu tiba.
"Sudah jangan menangis." pintaku.
Tiga hari berlalu sejak malam itu aku terus berfikir kenapa tiba-tiba Ratna memutuskan hubungan denganku. Di sela-sela lamunanku, di seberang jalan ku lihat adik kelas ku, ya..... sebut saja namanya Yuni. Seorang gadis yang semasa sekolahnya bisa dibilang cewek Gaul.... sontak ku tepuk tanganku seraya memanggil
"heyyy!".
Dia hanya melihatku tanpa berhenti. 10 menit berselang, ku tak menyangka Yuni datang menghampiri ku.
"Darimana?"basa-basi ku pada nya.
"Dari beli jamu untuk kakak"jawab nya dengan penuh senyuman. Layak nya teman yang lama tidak berjumpa, kami ngobrol-ngobrol beberapa waktu sampai akhirnya Yuni pun berpamitan untuk pulang.
Dari pertemuan itu entah mengapa kami menjadi lebih akrab, dan tidak jarang juga Yuni menyempatkan diri untuk mampir. Waktu kian berputar, dan lama kelamaan aku pun mulai timbul suatu perasaan padanya. Dan tanpa disadari hubungan kami pun semakin dekat. Rupanya dia juga menyimpan perasaan yang sama kepadaku. Ya,.... kami jadi lebih sering jalan berdua layaknya orang berpacaran.
Satu minggu selang kedekatanku dengan Yuni, tiba-tiba bos bertanya padaku soal Yuni.
"Kamu sama Yuni temenan apa pacaran Ren?"
"Temenan kog bos, emang kenapa bos?" jawabku penasaran
"Ya sudah kalau kamu cuma temenan aja, soalnya Yuni itu katanya sudah dilamar orang setengah tahun yang lalu". Pungkasnya mengakhiri obrolan kami.
Aku benar-benar tidak percaya dengan semua ini,baru sebentar aku merasakan kebahagiaan lagi-lagi harus berakhir dengan rasa sakit.
Hari itu tepat di hari ulang Tahun Yuni, ku ajak dia jalan-jalan seperti biasa, sorenya ku ajak mampir ke tempat budhe. Ku ucapkan selamat ulang tahun padanya dan kuberikan dia hadiah yang tidak seberapa nilainya namun bermakna buat kami. Sepasang liontin ku belikan sebagai hadiah ulang tahun nya.
"Selamat ulang tahun sayang". Ucapku sambil memakaikan satu liontin ke lehernya.
"Sini mas, aku pakaikan juga untuk mas liontin yang satunya lagi" jawabnya sambil tersenyum padaku.
Ku kecup keningnya sebagai hadiah kedua ulang tahunya, aku tau dia sangat mencintaiku,dan aku juga tidak tega merusak moment ini. Tapi...... ku tarik tangannya dan ku ajak duduk disampingku.
-----------------
Untuk melanjutkan membaca tunggu post selanjutnya atau anda bisa mendapatkan E-Book nya dengan mengirim sms dengan format :
CERPENEBOOK
kirim ke:
0857-432-5-1945
JUDUL: TAK PERNAH KU TAHU RASANYA MADU
TEBAL: 64 HALAMAN
TITLE: INDONESIA
PENULIS: KANG.MUS
TERBIT:2016(Edisi pertama)
Ada seorang pelanggan yang dulu juga satu sekolahan dengan ku, sebut saja Ratna. Setiap waktu pembayaran aku selalu datang ke rumah Ratna untuk mengambil uang. Entah disengaja atau tidak beberapa waktu kemudian Ratna memutuskan untuk kulakan pulsa di tempatku bekerja. Tiap 3 hari sekali Ratna datang ke conter dimana aku bekerja untuk membeli saldo pulsa.
"Kerja dimana sekarang?" Tanya ku.
"Kerja di pabrik" Jawab Ratna.
Yah begitu setiap kali Ratna datang ke conter kami menyempatkan untuk saling berbincang. Dan tanpa disangka timbul perasaan yang berbeda di hati ku. Pada suatu malam seperti biasa kami saling smsan. Aku memberanikan diri untuk bertanya pada Ratna.
"Jika suatu saat nanti ada seorang cowok yang ingin menikah denganmu,kamu akan jawab apa?" tanyaku malam itu.
"Ya.........tergantung, bisa mau, bisa tidak." jawab Ratna melalui pesan singkat.
"Kalau aku orangnya gimana?" Tanya ku lagi (dengan hati berdebar).
"Jangan bercanda kaya gitu mas" jawab Ratna.
"Kalau aku serius gimana?" Tanya ku sekali lagi dengan segenap kemantapan di hati.
"Mau mas, jika memang nanti kita berjodoh insya Allah kita pasti menikah" jawab Ratna malam itu.
Tehpnyata Ratna juga penyimpan perasaan yang sama. Alangkah indahnya malam itu, dua ingsan yang saling mencintai akhirnya mampu mengungkapkan perasaan masing-masing, Layaknya orang yang sedang pacaran, mereka lebih sering bertemu.
Satu minggu berlalu, seperti biasa aku jaga conter, dan sepertinya hari sudah mulai malam. Waktu sudah menunjukan pukul 20:00 WIB, dering ponsel terdengar dari dalam etalase, ku ambil dan kulihat, ternyata telfon dari Ratna. Takku dengar ucapan apapun, hanya suara tangis Ratna yang begitu menusuk hatiku, jantungku berdebar kuat seakan akan terjadi sesuatu hal buruk padaku. Kucoba untuk bertanya kenapa dia menangis.
"Mas,kita temenan saja yha" hanya itu yang ia ucapkan sambil terus menangis
"Kenapa?" Tanyaku dengan sedikit syok.
Namun Ratna tetap tidak mau memberi alasan dan hanya terus menangis.
"Kalau itu permintaan kamu,aku tidak memaksa,tapi aku ingin bertanya,jika suatu saat nanti kita memang berjodoh kamu mau kan menikah denganku?"tanyaku dengan tegas.
"Insya Allah mas," dengan terus menangis. " Aku janji akan menunggu waktu itu tiba.
"Sudah jangan menangis." pintaku.
Tiga hari berlalu sejak malam itu aku terus berfikir kenapa tiba-tiba Ratna memutuskan hubungan denganku. Di sela-sela lamunanku, di seberang jalan ku lihat adik kelas ku, ya..... sebut saja namanya Yuni. Seorang gadis yang semasa sekolahnya bisa dibilang cewek Gaul.... sontak ku tepuk tanganku seraya memanggil
"heyyy!".
Dia hanya melihatku tanpa berhenti. 10 menit berselang, ku tak menyangka Yuni datang menghampiri ku.
"Darimana?"basa-basi ku pada nya.
"Dari beli jamu untuk kakak"jawab nya dengan penuh senyuman. Layak nya teman yang lama tidak berjumpa, kami ngobrol-ngobrol beberapa waktu sampai akhirnya Yuni pun berpamitan untuk pulang.
Dari pertemuan itu entah mengapa kami menjadi lebih akrab, dan tidak jarang juga Yuni menyempatkan diri untuk mampir. Waktu kian berputar, dan lama kelamaan aku pun mulai timbul suatu perasaan padanya. Dan tanpa disadari hubungan kami pun semakin dekat. Rupanya dia juga menyimpan perasaan yang sama kepadaku. Ya,.... kami jadi lebih sering jalan berdua layaknya orang berpacaran.
Satu minggu selang kedekatanku dengan Yuni, tiba-tiba bos bertanya padaku soal Yuni.
"Kamu sama Yuni temenan apa pacaran Ren?"
"Temenan kog bos, emang kenapa bos?" jawabku penasaran
"Ya sudah kalau kamu cuma temenan aja, soalnya Yuni itu katanya sudah dilamar orang setengah tahun yang lalu". Pungkasnya mengakhiri obrolan kami.
Aku benar-benar tidak percaya dengan semua ini,baru sebentar aku merasakan kebahagiaan lagi-lagi harus berakhir dengan rasa sakit.
Hari itu tepat di hari ulang Tahun Yuni, ku ajak dia jalan-jalan seperti biasa, sorenya ku ajak mampir ke tempat budhe. Ku ucapkan selamat ulang tahun padanya dan kuberikan dia hadiah yang tidak seberapa nilainya namun bermakna buat kami. Sepasang liontin ku belikan sebagai hadiah ulang tahun nya.
"Selamat ulang tahun sayang". Ucapku sambil memakaikan satu liontin ke lehernya.
"Sini mas, aku pakaikan juga untuk mas liontin yang satunya lagi" jawabnya sambil tersenyum padaku.
Ku kecup keningnya sebagai hadiah kedua ulang tahunya, aku tau dia sangat mencintaiku,dan aku juga tidak tega merusak moment ini. Tapi...... ku tarik tangannya dan ku ajak duduk disampingku.
-----------------
Untuk melanjutkan membaca tunggu post selanjutnya atau anda bisa mendapatkan E-Book nya dengan mengirim sms dengan format :
CERPEN
kirim ke:
0857-432-5-1945
JUDUL: TAK PERNAH KU TAHU RASANYA MADU
TEBAL: 64 HALAMAN
TITLE: INDONESIA
PENULIS: KANG.MUS
TERBIT:2016(Edisi pertama)